Mendikbud Ristek Tegaskan 8 Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pendidikan tinggi harus memfasilitasi mahasiswanya mengembangkan talentanya. Selain itu pendidikan tinggi juga harus mengambil peran mengubah pola-pola lama agar dapat mengatasi perubahan dunia yang terjadi. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Jokowi mengingatkan saat ini Indonesia berada pada transisi perubahan besar dunia yang harus diantisipasi.

Jokowi berpesan agar para rektor memberikan mahasiswa kemerdekaan untuk belajar. "Belajar kepada siapa saja, belajar kepada praktisi, belajar kepada industri karena sebagian besar nanti akan menjadi praktisi. Itulah esensi Merdeka Belajar, dimana mahasiswa merdeka untuk belajar. Dan kampus juga memperoleh kemerdekaan untuk berinovasi,” ujar Presiden seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (15/9/2021).

Merdeka Belajar Kampus Merdeka sebuah perubahan besar

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim menerangkan, sesuai arahan Presiden, para rektor harus terus memberikan dukungan untuk bersama-sama mendorong transformasi pendidikan perguruan tinggi. "Merdeka Belajar Kampus Merdeka bukan perubahan yang kecil, ini perubahan yang besar. Dengan harapan bisa mengejar ketertinggalan dan bahkan lompat melampaui negara-negara maju," kata Nadiem Makarim. Nadiem menjelaskan, mengenai program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang arahnya dapat diketahui dengan melihat delapan Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu:

1. Lulusan mendapat pekerjaan yang layak.

2. Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus.

3. Dosen berkegiatan di luar kampus.

4. Praktisi mengajar di dalam kampus.

5. Hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat.

6. Program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia.

7. Kelas yang kolaboratif dan partisipatif.

8. Program studi berstandar internasional.

"Dalam program Kampus Merdeka terdapat berbagai bantuan bagi perguruan tinggi untuk mencapai delapan IKU perguruan tinggi. Diketahui bahwa biaya dan sistem regulasi menjadi faktor penghambat jalannya Kampus Merdeka. Kemendikbud Ristek secara proaktif memberikan solusi," tegas Nadiem.

Mendikbud Ristek apresiasi rektor perguruan tinggi

Mendikbud Ristek juga mengapresiasi para rektor perguruan tinggi yang telah bekerja keras mengimplementasikan MBKM dengan berbagai tantangan di masa pandemi Covid-19 saat ini. "Terima kasih kepada Bapak Ibu Rektor yang telah bekerja keras mengimplementasikan MBKM. Tentu saja kemerdekaan bagi mahasiswa, itu berarti kerumitan bagi perguruan tinggi. Namun, kita perlu untuk terus mengupayakan perbaikan-perbaikan ada sistem pendidikan tinggi dan kualitas lulusannya," ujar Mendikbud Ristek.

Menjawab persoalan pembiayaan, Nadiem mengungkapkan, pihaknya mengerahkan berbagai skema seperti beasiswa LPDP, pemberian insentif bagi perguruan tinggi yang berhasil mencapai 8 IKU, competitive fund, matching fund, dan berbagai pendanaan lainnya. Sedangkan dari segi regulasi, Kemendikbud Ristek telah mengeluarkan Keputusan Menteri sebagai acuan kebijakan pengakuan 20 SKS. Kemudian juga ada dosen fasilitator Kampus Merdeka sebagai konsultan kurikulum Kampus Merdeka di tingkat program studi. 

Nadiem mengajak para Rektor PTN untuk mulai dari keterbukaan dan inovasi, mengutamakan minat dan bakat siswa, dan meningkatkan secara dramatis relevansi daripada pengalaman S1 dan S2. "Terima kasih dukungan luar bisa dari Bapak dan Ibu Rektor. Terima kasih sudah mau repot demi anak-anak kita. Terima kasih sudah memberikan pembelajaran bagi saya dan tim saya," tutup Mendikbud Ristek. 

Sumber : Mendikbud Ristek Tegaskan 8 Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi  - Kompas.com

 

20-09-2021
BAA